Rabu, 11 April 2012

DINASTI PENGUASA KERAJAAN RIBA

BAGIAN II

PENGUASA KEKUATAN RIBA DAN DINASTI KERAJAAN ROTHSCHILD

A. PENGUASA KEKUATAN RIBA

1.      MENJALANKAN KEKUASAAN RIBA
a.      Penguasa Kekuatan Riba Menjalankan Jual Beli Uang
Terdapat laporan tentang peristiwa yang terjadi pada tahun 30 M
'Isa 'alaihis-salam di tahun terakhir dari masa hidupnya menggunakan kekuatan fisik untuk mengusir para pedagang uang keluar dari tempat ibadah. Inilah satu-satunya peristiwa selama pelayanan rohaninya dimana ia menggunakan kekuatan fisik untuk melawan.

Ketika bangsa Yahudi pengikut 'Isa 'alaihis-salam datang ke Yerusalem untuk membayar zakat, mereka hanya dapat melakukan itu dengan satu koin khusus, setengah shekel, yakni sebuah koin yang beratnya setengan ounce dari perak murni, besarnya sekitar ukuran koin seperempat dolar. Ini adalah satu-satunya koin pada waktu itu yang terbuat dari perak murni dan bobotnya meyakinan, tanpa citra wajah Kaisar penyembah berhala, dan karena itu bagi pengikut 'Isa 'alaihis-salam adalah satu-satunya jenis koin yang bisa diterima oleh Allah.
Sayangnya koin jenis ini tidak tersedia secara memadai, pedagang uang telah memborongnya, lalu mereka menaikkan harganya terhadap apa yang dapat diterima pasar.
1 ounce = 31,103 gram
Mereka menggunakan monopoli yang mereka miliki atas koin-koin ini untuk meraup keuntungan melebihi batas kewajaran, memaksa pengikut 'Isa 'alaihis-salam untuk membayar berapapun juga harga yang diminta pedagang uang.
'Isa 'alaihis-salam menghalau pedagang uang itu keluar karena monopoli mereka atas koin-koin ini secara total melanggar kesucian rumah Allah. Para pedagang uang itu menuntut kematiannya beberapa hari kemudian.

b.      Penguasa Kekuatan Riba Menjalankan Kekuasaannya
Inilah yang diceritakan bahwa orang-orang Yahudi dengan segala tipu dayanya ingin membunuh Nabi Isa, diantaranya dengan fitnahan keji  "Ingin menjadi Raja Yahudi" yang disampaikannya pada penguasa Romawi. Tetapi Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa menyelamatkan Nabi Isa 'alaihis-salaam dan sebagai gantinya Yudas Iskariot tersalib di Golgota. (A.D. El Marzdedeq, dim. av, Jaringan Gelap Freemasonry, Sejarah & Perkembangannya Hingga ke Indonesia, PT Syaamil Cipta Media, Bandung, 2007, cet. ke-3, hal. 77).
Kemudian orang-orang Yahudi menindaklanjuti rencana jahatnya dengan menjadikan Saul (Paulus) mengajarkan ajaran tandingan. Saul mendirikan ajaran baru yang mempertuhankan Isa 'alaihis-salam dan Ruhul Qudus, kemudian menjadikan Mariyam sebagai ibu Tuhan. Saul berhasil mengadopsi adat istiadat Romawi dan filsafat Yunani ke dalam Nasrani. Demikian pula ajaran kepercayaan kepada unsur ketuhanan yang diyakininya ada pada api, matahari, cahaya serta dewa-dewa seperti dalam agama Figria, Hindu, Budha. Saulpun telah menghapus khitan dan menghalalkan babi. (A.D. El Marzdedeq, dim. av, Jaringan Gelap Freemasonry, Sejarah & Perkembangannya Hingga ke Indonesia, PT Syaamil Cipta Media, Bandung, 2007, cet. ke-3, hal. 91).

a.      Pengakuan Yahudi Menolak Mengakui Allah : Keselamatannya Karena Akal Sendiri
Pada peristiwa tahun 30 M itu justru orang-orang Yahudi menampilkan kesombongannya terhadap missi Nabi Isa melaksanakan peribadatan di Rumah Allah dan membayar zakat mentaati Allah.
Pada saat yang sama kepentingan Yahudi yang tidak beriman itu terbawa keserakahannya dengan menguasai perdagangan uang dan kedengkiannya berkobaran semangat menjual data palsu kepada penguasa Romawi berupa fitnah Nabi Isa memimpin kaum beriman dikatakannya ingin menjadi raja.

Diantara pernyataan-pernyataan Yahudi adalah :
"Sesungguhnya telah berulang terjadi, penguasa goyim (non-Yahudi) itu hendak memusnahkan bangsa Israil. Ingatlah tatkala para Fir'aun hendak memusnahkan bangsa Israil, yang terkena bahaya adalah Fir'aun dan tentaranya sendiri, sedangkan bangsa Israil selamat".
Yahudi mengakui demikian, tentu karena Yahudi adalah Yahudi bukan karena Allah yang Mahakuasa.

Yahudi juga menyatakan :
"Manakala bangsa Arab baru, atas nama Islam mengambil Yatsrib dan Khaibar dari tangan bangsa Israil dan bangsa Israil terusir, bangsa Israil bisa merasuk ke dalamnya sehingga merekapun pecah karena jarum berbisa Yahudi telah ada dalam dada-dadanya".
Inilah testimonial Yahudi bahwa suntikan berbisa Yahudi telah merasuk kedalam dada non-Yahudi sehingga Ali bin Abi Thalib dibunuh mengakhiri kepemimpinan dunia diatas jejak kenabian dan terpecahbelahnya umat muslimin dalam faham teologi, kemudian aliran sufi dan madzhab fiqih telah dimulai.

Kemudian tak kurang lagi Yahudi menyatakan :
"Tatkala Yahudi Andalusia terusir, Yahudipun mendapat keuntungan besar karena akal Yahudi sendiri. Yahudi tersingkir dari Spanyol, tetapi ditemukan benua baru yang sangat menguntungkan bangsa Israil".
Itulah ditemukannya benua Amerika. Amerika tetap dan terus dijadikan sebagai Amerika untuk kepentingan akar (radikalisme, fundamentalisme) segala kesalahan dan dosa.
Kemudian pada kenyataannya yang kita saksikan adalah klaim Yahudi yang menyatakan sebagai berikut :
"Wahai penakluk Eropa, bangsa Yahudi bukanlah kambing perahan. Dan bangsa Yahudi bekerja memasuki hati-hatimu dan ke dalam jantungmu. Pada suatu saat jantung dan hatimu berhenti dan bangsa Yahudi mengganti dengan hati dan jantung yang lain sehingga otakmu akan menuruti hati yang baru". (A.D. El Marzdedeq, dim. av, Jaringan Gelap Freemasonry, Sejarah & Perkembangannya Hingga ke Indonesia, PT Syaamil Cipta Media, Bandung, 2007, cet. ke-3, hal. 101-102).


2.      DIKATATOR OTORITER DENGAN RIBA
Terdapat berita pernyataan nubuwah yang menjadi semacam barang langka karena langkanya orang yang menjadikannya sebagai rujukan. Pernyataan itu menyebutkan kerajaan diktator otoriter yang menguasai dunia.

Pernyataan itu diriwayatkan :
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ رَسُولُ اللهِ ز تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ (رواه أحمد)
Dari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu. Ia berkata bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Adalah nubuwah (kenabian) ini ada pada kalian apa yang Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa kehendaki terjadi. Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa mengangkatnya manakala Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian akan ada khilafah (kepemimpinan dunia) di atas manhaj nubuwah (di atas jejak kenabian), maka terjadilah apa yang Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa kehendaki terjadi. Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa mengangkatnya manakala Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian akan ada (pemegang) kuasaan imperium dinastik (memimpin dunia), maka terjadilah apa yang Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa kehendaki terjadi. Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa mengangkatnya manakala Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian akan ada (pemegang) kekuasaan diktator yang sewenang-wenang, maka terjadilah apa yang Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa kehendaki terjadi. Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa mengangkatnya manakala Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian akan ada khilafah (kepemimpinan dunia) di atas manhaj nubuwahI (di atas jejak kenabian) (HR. Ahmad, Musnad Al-Kuufiyyiin, no. 17680)

Berikut dikemukakan perwujudan riba dari awal abad pertama sampai pada masa sekarang. Pada perkembangannya ternyata menjadi kerajaan menguasai dunia yang dikendalikan oleh generasi demi generasi dari jalur keturunan keluarga tertentu. Perkembangan riba menjadi kerajaan karena menguasai penduduk bumi dan adalah merupakan perkembangan dinasti penguasanya.

 a.      Riba itu Berupa Jual beli uang
Riba pada masa Nabi Isa menuntut kematian beliau sebagai pemimpin anti riba. Missi anti riba ini melaksanakan ajaran kitab-kitab Allah yang Allah berikan kepada semua nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya.
Nabi Isa mengajarkan pada kaumnya Bani Israil untuk membayar zakat, tetapi mereka berpaling kecuali sedikit.

Ketika bangsa Yahudi pengikut Nabi Isa datang ke Yerusalem untuk membayar zakat, mereka hanya melakukan itu dengan koin  khusus yang beratnya setengah ounce dari perak murni. Ini adalah satu-satunya koin pada waktu itu yang terbuat dari perak murni dan bobotnya meyakinkan, tanpa citra wajah Kaisar penyembah berhala, dan karen itu bagi pengikut Nabi Isa adalah satu-satunya koin yang bisa diterima Allah.
Tetapi kemudian koin jenis ini tidak tersedai secara memadai, prdagang uang telah memborongnya, lalu mereka menaikkan harganya sampai pada tingkat yang dapat diterima pasar.
Mereka menggunakan monopoli yang  mereka miliki atas koin-koin itu untuk meraup keunutngan melebihi biasa, memaksa pengikut Nabi Isa membayar berapapun juga harga yang diminta pedagang uang itu.
Itulah yang terjadi pada tahun 30 M Nabi 'Isa 'alaihis-salam menentang pedagang uang keluar dari tanah suci karena monopoli mereka atas dinar (uang emas) yang tidak berlogo kaisar yang adalah secara total melanggar kesucian rumah Allah. Para pedagang uang itu menuntut kematian Nabi 'Isa beberapa hari kemudian dengan mengadu domba dengan kaisar dengan mengatakan kepada kaisar bahwa Nabi 'Isa berusaha menjadi pemimpin Yahudi



b.      Riba itu Berupa Pinjaman Berbunga pada Negara dan Perorangan
Riba juga dihadapi oleh teologi Gerja ajaran St. Thomas Aquinas (1225) dibayar dengan dibunuhnya Raja Charles I oleh Oliver Cromwell yang dibiayai oleh pedagang uang (riba) 1649.
Terdapat dokumen rahasia berbahasa Jerman yang dikirim oleh Cromwell kepada pimpinan perkumpulan Yahudi Ebenz Brant yang berbunyi sebagai berikut :

"Kami akan mendukung setiap imigrasi Yahudi ke Inggris sebagai imbalan atas bantuan keuangan Yahudi yang telah diberikan. Namun hal itu nampaknya mustahil, selama raja Charles masih hidup. Sedang menghabisi hidup Charles lewat pengadilan juga tidak mungkin. Saat ini kami tidak mempunyai landasan yang cukup kuat untuk menuntutnya dengan hukuman mati di pengadilan. Satu-satunya jalan yang bisa kami sarankan adalah dengan jalan membunuhnya. Akan tetapi, kami juga tidak bisa memberikan jalan, bagaimana cara membunuhnya, kecuali menyewa pembunuh bayaran profesional. Kemudian kami akan membantunya dalam melarikan diri ke luar Inggris."
Surat Cromwell di atas dibalas oleh Ebenz Brant sebagai berikut :
"Kami akan mengulurkan bantuan finansial yang dibutuhkan, jika Charles telah
digulingkan, dan orang-orang Yahudi diterima di Inggris. Percobaan membunuh Charles adalah langkah yang berbahaya. Jalan terbaik adalah dengan taktik yang membuat Charles melarikan diri. Pada saat itu Charles harus ditangkap dan diajukan ke pengadilan untuk dihukum mati. Setelah itu, uluran bantuan kami akan segera mengalir. Berbicara tentang syarat-syarat, sebelum dimulai pengadilan itu tidak akan banyak gunanya."
(William G. Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, cet. ke-tujuh, 2009, hal. 79-80)

Hakikat peristiwa ini berbeda dari apa yang ditulis oleh sejarah, bahwa tersingkirnya Raja Charles karena rakyat Inggris menentangnya. Dan tepat pada tanggal 30 Januari 1649 Raja Charles dihukum mati di depan gedung pusat lembaga keuangan Yahudi yang berdiri dekat White Hall London. Dengan demikian, orang-orang Yahudi telah melampiaskan dendam kesumat kepada sang raja atas pengusiran mereka dari Inggris begitu tiba masa pemerintahan Cromwell. Maka Cromwell segera diberi uang yang dijanjikan untuknya, persis seperti ketika Yahudi bersekongkol dengan tokoh-tokoh Yahudi untuk membunuh Nabi Musa as.
Satu hal yang perlu diingat ialah, bahwa tujuan persekongkolan Yahudi bukan sekedar membunuh Raja Charles, tapi lebih jauh ingin menguasai perekonomian Inggris, dan menyalakan api peperangan antara Inggris melawan negara lain-lain. Peperangan yang berkecamuk pasti memerlukan biaya yang besar. Para penguasa Eropa diharapkan akan meminjam uang dari para pemilik modal Yahudi itu dengan bunga berlipat-ganda. Dan ketergantungan keuangan itu akan memberi mereka kesempatan untuk mendikte kebijakan pemerintah yang bersangkutan, disamping akan mendapat keuntungan uang berlipat ganda dari hutang yang mereka pinjamkan. (William G. Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, cet. ke-tujuh, 2009, hal. 81)

Perwujudan riba pada peristiwa ini adalah sebagai berikut :
Tahun 1674 : Para pedagang uang Yahudi konspirator mengorbitkan William Straad Holder untuk menduduki panglima tertinggi angkatan bersenjata Belanda, dan mendapat gelar Duke of Orange. Setelah itu, mereka mengatur skenario untuk bisa mempertemukannya dengan Lady Mary, putri pewaris tahta kerajaan Inggris, yaitu Duke of York.
Tahun 1689 : William of Orange dan Putri Mary sang permaisuri mengukuhkan diri sebagai Raja dan Ratu Inggris dengan telah membawa negara Inggris ke lembah hutang sebesar ₤1.250.000 dari pedagang uang yang adalah para pemilik modal Yahudi Internasional.
Syarat untuk pinjaman (hutang) negara Inggris dari pedagang uang (riba) pemilik modal Yahudi konspirator sebesar itu disetujui oleh Raja William of Orange sebagai berikut :
Nama dan identitas pemberi pinjaman harus dirahasiakan. Pemerintah harus memberikan rekomendasi istimewa bagi berdirinya Bank Inggris (Benk Sentral Inggris). Pemerintah Inggris harus menjamin keamanan direktur Bank tersebut. Mereka akan memberi pinjaman sebesar £ 1.250.000 dengan jaminan, bahwa :
1) setiap £ 10 dari uang pinjaman berarti memberi wewenang kepada mereka untuk mencetak £ 1 mata uang emas, dan didepositokan khusus bagi mereka di Bank tersebut.
2) mereka diberi wewenang untuk menentukan angka hutang nasional Inggris, dan sekaligus diberi kepastian mengenai pembayarannya kembali, baik pinjaman pokok maupun jumlah bunganya, dengan mengenakan pajak langsung kepada rakyat Inggris. (William G. Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, cet. ke-tujuh, 2009, hal. 86-97)

Bentuk riba ini terjualnya kerajaan Inggris dan rakyatnya kepada pedagang uang (riba), pemilik modal Yahudi konspirator. Lebih tepatnya Negara menanggung beban hutang kepada keluarga Rothschild dimana pokok dan bunganya dibayar dengan pajak rakyat.
Pada tahun 1760, Mayer Amschel Bauer mengubah namanya menjadi Mayer Amschel Rothschild dan membangun keluarga besar Rothschild, dan segera mengetahui bahwa jika ia meminjamkan uang kepada pemerintah dan keluarga kerajaan, ini akan jauh lebih menguntungkan dibanding meminjamkan kepada individu. Ini karena pinjaman yang dibuat bersifat lebih besar dan dijamin oleh pajak negara-negara mereka.

Sementara pinjaman pribadi rakyat pada bank harus dibayar sendiri pokok dan bunganya.

B. DINASTI KERAJAAN ROTHSCHILD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar