Salafy
Salaf (bahasa Arab: Salaf aṣ -Ṣāliḥ) adalah generasi pertama dari kalangan sahabat dan tabi'in (dua generasi pasca sahabat) yang berada di atas fitrah (dien/agama) yang selamat dan bersih dengan wahyu Allah. Yang kemudian dijadikan sebagai salah satu aliran dalam agama Islam yang mengajarkan syariat Islam secara murni tanpa adanya tambahan dan pengurangan. Seseorang yang mengikuti aliran ini disebut Salafy (as-Salafy), jamaknya adalah Salafiyyun (as-Salafiyyun).[1]
Para Salafy beranggapan bahwa, jika seseorang melakukan suatu perbuatan tanpa adanya ketetapan dari Allah dan rasul-Nya, bisa dikatakan sebagai perbuatan bid'ah.
SIAPAKAH SALAFY? 1) Siapakah Salafush Sholeh?. Secara sederhana dapat diartikan sebagai “orang-orang shalih terdahulu.”. Secara terminologi bahasa arab bermakna: Siapa saja yang telah mendahuluimu dari nenek moyang dan karib kerabat, yang mereka itu di atasmu dalam hal usia dan keutamaan." (Lisanul Arab, karya Ibnu Mandhur 7/234). Secara terminologi syariat bermakna: Para imam terdahulu yang hidup pada tiga abad pertama Islam, dari para shahabat Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam, tabi'in (murid-murid shahabat) dan tabi'ut tabi'in (murid-murid tabi'in)". (Manhajul Imam As Syafi'i fii Itsbatil `Aqidah). Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi sesudahnya kemudian generasi sesudahnya lagi.” (HR. Ahmad, Ibnu Abi ‘Ashim, Bukhari dan Tirmidzi).
Diantara faham Salafy adalah bahwa : pokok pemahaman para Salaf terhadap pemerintah adalah sbb: - Selama di dalam negara itu masih dikumandangkan adzan, ditegakkan shalat, puasa, zakat maka negara itu negara Islam meskipun undang-undang negara itu bukan undang-undang Islam dan hukum yang berlaku bukan hukum Islam. Sebagaimana hadits Nabi yang melarang pasukan kaum muslimin menyerang suatu kota yang didalamnya dikumandangkan adzan. Sehingga yang menjadi pembeda negara itu adalah negara kafir atau bukan adalah dikumandangkannya adzan! Subhanallah, inilah jika kita berpegang teguh pada sunnah Nabi shallallahu alaihi wassalam, sedikitpun kita tidak akan tergelincir, maka Indonesia adalah negeri Islam dan haram bagi kita untuk memberontak pada negara Indonesia. - Wajib taat kepada penguasa sekalipun penguasa itu zhalim. Sebagaimana disebutkan dalam ayat : taatlah kamu kepada Allah, Rasul dan ulil amri di antara kamu. Taat ini artinya taat kepada pemerintah selama bukan dalam hal maksiat. Taat ini berarti kita tidak boleh memberontak pada pemerintah yang sah atau berbuat makar yang merusak keamanan masyarakat.
Faham Salafy bahwa yang menjadi pembeda negara itu adalah negara kafir atau bukan adalah dikumandangkannya adzan, adalah pandangan teologi. Itulah yang menjadikan faham salafy menjadi agama teologi. Diantara yang membedakan suatu faham itu itu ahlussunnah wal jama'ah 'alaa minhajin-nubuwah ataukah ia agama teologi adalah bertanggung jawab atau tidaknya faham itu akan keterikatannya dengan shahifah nabawiyah yang diantara diktumnya menyebutkan :
وَلاَ يَقْتُلُ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنًا فِي كَافِرٍ وَلاَ يُنْصَرُ كَافِرٌ عَلَى مُؤْمِنٍ
Seorang mukmin tidak boleh membunuh seorang mukmin yang lain dalam rangka membela orang kafir. Dan tak seorangpun yang kafir diberi pertolongan dalam perbuatan serangan terhadap seorang mukmin.
Di AS ada orang yang mengumandangkan adzan dan untuk itu kerajaan Saudi Arabia lebih setia mendukung AS memerangi Iraq dengan Saddam Huseinnya, Afghanistan dengan Osamah bin Laden dan Mujahidinnya, Libya dengan Qadzafinya dan AS didirikan untuk senantiasa menjadi pohon gharqad menyembunyikan kebiadaban negara Yahudi yang mentopengi diri dengan nama yang menjadi gelar Nabi Ya'qub : Israel. Karena fundamentalisme radikal Salafy sami'naa wa atha'naa (kami mendengar dan kami taat) pada teologi kerajaan Arab Saudi (bukan negara lain manapun) menjadikan Salafy beragama teologi. Teologi resmi Saudi Arabia. Salafy, nama yang disandarkan pada generasi terbaik pada masa kepemimpinan Rasulullah, kemudian generasi kedua dan kemudian generasi ketiga sebagai nama yang sangat terhormat dan mulia disandang sebagaimana gelar Nabi Ya'qub disandang sebagai sebutan negara zionis Yahudi.
Salafy menjadi garda terdepan di bidang keagamaan teologi Saudi Arabia seraya lepas tanggung jawab dari ikatan dirinya dengan shahifah nabawiyah yang juga mendiktumkan pasal sebagai berikut :
وَإِنَّهُ لاَ يَحِلُّ لِمُؤْمِنٍ أَقَرَّ بِمَا فِي هَذِهِ الصَّحِيْفَةِ وَآمَنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ أَنْ يَنْصُرَ مُحْدَثَنَا وَلاَ يُؤْوِيْهِ وَإِنَّهُ مَنْ نَصَرَهُ أَوْ آوَاهُ فَإِنَّ عَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَغَضْبَةٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُؤْخَذُ مِنْهُ صَرْفٌ وَلاَ عَدْلٌ
Bahwasanya tidak halal bagi seorang mukmin yang terikat ikrar dengan apa yang ada dalam shahifah ini dan beriman kepada Allah dan Hari Akhir menolong orang yang mengada-ada terhadap kami dan tak ada yang melindungi orang itu. Dan barangsiapa menolong dan/atau melindunginya maka sesungguhnya baginyalah la'nat Allah dan juga kemurkaan-Nya pada Hari Kiamat dan tak ada baginya yang memalingkan dan yang menjadi tebusan pengganti dari pada la'nat itu.
وَأَنَّ اللهَ عَلَى مَنِ اتَّقَى مَا فِي هَذِهِ الصَّحِيْفَةِ وَأَبَرَّهُ
Bahwasanya perlindungan Allah diatas orang yang menjaga konsisten pada apa yang ada dalam Shahifah ini dan diatas orang yang tetap setia bakti.
Faham Salafy sedemikian itulah yang tumbuh bermula di jazirah Arab, berkembang seiring dengan, dan membentengi kerajaan Arab Saudi. Karena itu, Salafy walaupun pengikutnya ada yang keberatan disebut begita saja sebagai Wahaby, namun demikian bermula, berkembang dan perannya membentengi ideology dan kerajaan Arab Saudi, sehingga tidak dapat dipisahkan dengan Wahaby.
Wahaby
Wahhabisme adalah gerakan keagamaan[1] atau cabang[2] dari Islam. Gerakan ini dikembangkan oleh seorang teolog Muslim abad ke-18 (Muhammad bin Abdul Wahhab) dari Najd, Arab Saudi, yang menganjurkan membersihkan Islam dari "ketidakmurnian". Wahhabisme adalah bentuk dominan dari Islam di Arab Saudi.[3] Wahhabi telah mengembangkan pengaruh yang cukup besar di dunia Muslim di bagian melalui pendanaan masjid Saudi, sekolah dan program sosial. Doktrin utama Wahhabi adalah Tauhid, Keesaan dan Kesatuan Allah.[4] Ibn Abd-al-Wahhab dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Ibnu Taymiyyah dan mempertanyakan interpretasi klasik Islam, mengaku mengandalkan Alquran dan Hadits.[4] Ia menyerang sebuah "kemerosotan moral yang dirasakan dan kelemahan politik" di Semenanjung Arab dan mengutuk apa yang dianggap sebagai penyembahan berhala, kultus populer orang-orang kudus, dan kuil dan kunjungan ke kuburan.[4]
Istilah "Wahabi" dan "Salafi" (serta ahl al-hadith, orang-orang hadits) sering digunakan secara bergantian, tapi Wahabi juga telah disebut "orientasi tertentu dalam Salafisme",[2] beberapa orientasi menganggap ultra-konservatif dan sesat.[5][6]
Wahabi bisa dilihat dari perannya yang bisa dikutip sebagai berikut :
Berkat kolaborasi antara Sa'ud bin Abdal 'Aziz - dengan legitimasi teologis dari Wahabbisme, atau ajaran Syekh Muhammad ibn Wahhab - dan pelindungnya Winston Churchil, PM Inggris ketika itu berdirilah kemudian sebuah kerajaan nasional di tanah Hijaz, pada 8 Januari 1926. Pada 1932 Tanah Hijaz, yang semula merupakan bagian dari Daulah Utsmani, oleh rezim yang baru ini secara resmi dinamai: Sa'udi Arabia! Inilah satu-satunya negara di dunia ini yang mendapat nama dari nama seseorang. http://wakalanusantara.com/detilurl/Mengapa.Saudi.Arabia.Tidak.Pakai.Dinar.Dirham/549
NU (Nahdhatul Ulama)
NU (Nahdhatul ‘Ulama / Kebangkitan Ulama) menganut paham Ahlussunah waljama'ah (tanpa 'alaa minhajin-nubuwwah, tanpa diatas jejak kenabian) sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya al-Qur'an, sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu seperti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi. Kemudian dalam bidang fiqih lebih cenderung mengikuti mazhab: imam Syafi'i dan mengakui tiga madzhab yang lain: imam Hanafi, imam Maliki,dan imam Hanbali sebagaimana yang tergambar dalam lambang NU berbintang 4 di bawah. Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat. http://id.wikipedia.org/wiki/Nahdlatul_Ulama
Sumber pemikiran bagi NU tidak hanya al-Qur'an, sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik inilah yang menjadikan NU memperlakukan Al-Qur'an dan sunnah (kenabian Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam) sebagai kompartemen beragamanya dimana kompartemen yang lain kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik yang di dalam realitas empirik itu ada agama-agama lain, faham ideologi non agama dan bahkan anti agama. Tidak malu merujuk kepada teologi seperti teologinya Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi, mengikuti madzhab fiqih dan aliran tasawuf, kemudian menyebut agama Islam untuk agama teologi, agama madzhab dan agama tasawuf.
Agama Hindu
Agama Hindu (Bahasa Sanskerta: Sanātana Dharma सनातन धर्म "Kebenaran Abadi" ), dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan Kebenaran") adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini. Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan Islam dengan jumlah umat sebanyak hampir 1 miliar jiwa. http://id-id.facebook.com/pages/Agama-Hindu/113763375300490?sk=wiki
Bangsa Indo-Iran yang disebutkan sebagai bangsa Arya adalah bangsa keturunan campuran antara Yahudi dengan Eropa dan Iran. Dalam kelas-kelas bangsa Yahudi, Yahudi bangsa Arya adalah Yahudi kelas dua (kelas B). Adapun Yahudi Bani Israil yang diakui adalah yang lahir dari orang tua laki-laki dan orang tua perempuannya Yahudi (bukan campuran)
Kelas tiga (kelas C) adalah Yahudi Arab : campuran Yahudi dengan Mesir, Irak, Syria dan sebagainya. Yahudi kelas enam (kelas F) adalah Yahudi Mulat : campuran langsung Yahudi dan Negro.
Kedudukan kelas ini perlu diketahui karena dalam ajaran Bangsa Yahudi diantaranya mengajarkan :
"Seorang Yahudi yakni seorang Bani Israil yang terpilih Yahweh, ditempatkan dalam satu tingkatan derajat tinggi, dengan syarat ia harus lahir dari air yang murni tidak tercampuri air goyim (non- Yahudi)" (Pengantar Protokol)
"Kemurnian keyahudian tidak tergoyahkan faham yang ia anut, baik ia seorang Qabbalah, seorang Nasrani, seorang teosof, seorang kahin (dukun), ataupun seorang Muslim, ataupun seorang ateis, kemurnian keyahudian hanya terkotori satu kotoran yakni kotoran darah goyim (non-Yahudi) (Pengantar Protokol).
"Seorang Yahudi harus menjadi 'penebar bibit faham' dimanapun ia berdiam dan bukan 'bibit agama Musa' karena : seorang goyim (non-Yahudi) tetap goy, walaupun mereka menganut agamamu dan melaksanakan adat istiadatmu, hanya kamu dapat mengendalikan mereka demi kepentingan Israel bangsa terpilih" (Pengantar Protokol)
"Hendaklah kamu hati-hati terhadap mereka yang memilih agamamu sebagai agamanya, karena seorang goy (non-Yahudi) tetap kambing perahanmu dan jika ternyata mereka itu berdarah goy (non-Yahudi), berdarah campuran, pecatlah dari kebangsaanmu itu dengan satu siasat agar ia tetap menguntungkan kamu" (Pengantar Protokol) (A.D El Marzdedeq, Dim.Av, Jaringan Gelap Freemasonry, Syamil Cipta Media, Bandung, cet. ketiga; 2007, hal. 8-9)
Program Yahudi Konspirator :
Program Kedua dinamakan "Shada" yaitu;
Membentuk agama baru dan agama tandingan di seluruh dunia.
Salah satunya yaitu di India ketika Islam bangkit untuk kembali ke Al-Quran dan Hadist dan mengobarkan Jihad fisabilillah, pihak penjajah Inggris bekerja sama dengan Freemasonry mendirikan gerakan anti Jihad. Antara lain yaitu dengan menggalakkan sufi dengan perantara ulama bayaran anggota Freemasonry. Ditunjuknya seorang Freemason “Mirza Ghulam Ahmad”, ia mendakwakan dirinya sebgai Nabi akhir zaman, Budha Awatara, Krisna, dan semacamnya.
Membentuk agama baru dan agama tandingan di seluruh dunia.
Salah satunya yaitu di India ketika Islam bangkit untuk kembali ke Al-Quran dan Hadist dan mengobarkan Jihad fisabilillah, pihak penjajah Inggris bekerja sama dengan Freemasonry mendirikan gerakan anti Jihad. Antara lain yaitu dengan menggalakkan sufi dengan perantara ulama bayaran anggota Freemasonry. Ditunjuknya seorang Freemason “Mirza Ghulam Ahmad”, ia mendakwakan dirinya sebgai Nabi akhir zaman, Budha Awatara, Krisna, dan semacamnya.
Nabi 'Isa dan Nabi Muhammad shalawaatullaah 'alaihimaa, sebagaimana para Nabi dan Rasul Allah sebelumnya, menjalankan misi mentaati kitab-kitab Allah (termasuk Zabur, Taurat, Injil dan Al-Qur'an) yang diwahyukan itu terjaga dari dialihkannya missi ketaatan itu pada ajaran teologi.
Nabi 'Isa dan Nabi Muhammad shalawaatullaah 'alaihimaa, sebagaimana para Nabi dan Rasul Allah sebelumnya tidak beragama teologi. Hal ini sangat jelas dalam perjuangan Nabi Isa dan Nabi Muhammad 'alaihimaas-salaam memimpin umat menjalankan dinamika kehidupan masyarakat : berjual beli barang dan jasa, - dinar dan dirham - zakat dan shadaqah menghadapi sistem perbankan - uang kertas - riba.