Demi
karena Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa menyatakan :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Dan
tiadalah Kami mengutus engkau (wahai Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam. (QS. 21/Al-Anbiyaa' : 107)
Demi
Allah, rahamatan lil-'aalamiin, rahmat bagi sekalian alam itu adanya
dari Allah. Pemilik gagasan, yang menghendaki, yang merencanakan, ialah grand
designer-nya adalah Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa.
Rahamatan
lil-'aalamiin, rahmat bagi sekalian alam itu ada pada missi kerasulan
nabi-nabi Allah dan kitab-kitab Allah yang diamanatkan sejak kepada nabi Adam 'alaihis-salaam
hingga Rasulullah Muhammad shallallaahu 'alaihi wa aalihi wa sallam.
Demi
karena Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa telah menyatakan :
أُولَئِكَ الَّذِينَ ءَاتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ
وَالنُّبُوَّةَ فَإِنْ يَكْفُرْ بِهَا هَؤُلاَءِ فَقَدْ وَكَّلْنَا بِهَا قَوْمًا
لَيْسُوا بِهَا بِكَافِرِينَ
Mereka
itulah (para nabi dan rasul Allah) orang-orang yang telah kami berikan kepada
mereka al-kitab, al-hikmah (sunnah kenabian) dan kenabian. Jika orang-orang (yang
tidak beriman) itu mengingkarinya (yang tiga itu), maka sesungguhnya Kami akan
menyerahkannya (amanah itu) kepada kaum yang sekali-kali tidak akan
mengingkarinya. QS.
6/Al-An'aam : 89)
Demi
Allah, bijak, adil dan hikmah itu adanya dari Allah. Tak ada bijak, adil dan
hikmah itu yang tidak bersumber dari Allah. Pemilik gagasan, yang menghendaki,
yang merencanakan, ialah grand designer-nya adalah Allah Subhaanahu
wa Ta'aalaa.
Bijak,
adil dan hikmah itu ada pada missi kenabian rasul-rasul Allah dan kitab-kitab
Allah yang diamanatkan sejak kepada nabi Adam 'alaihis-salaam hingga
Rasulullah Muhammad shallallaahu 'alaihi wa aalihi wa sallam.
Bila
ada peribadatan, kekuasaan dan kepemimpinan yang berlepas diri dari kerasulan
dan kenabian dari Allah dan kitab-kitab Allah maka ia bukan rahamatan lil-'aalamiin,
bukan rahmat bagi sekalian alam, bukan pula bijak. Itu bukan adil dan bukan pula hikmah.
Peribadatan
Dua Putra Adam
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ ءَادَمَ بِالْحَقِّ إِذْ
قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ اْلآخَرِ
قَالَ َلأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Ceriterakanlah
kepada mereka kisah kedua putera Adam dengan benar, ketika keduanya
mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua dan
tidak diterima dari yang lain. Ia yang tidak diterima ibadah qurbannya berkata
: "Aku pasti membunuhmu!" Berkata yang diterima ibadah qurbannya :
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (ibadah qurban) dari orang-orang yang
bertakwa". (QS. 5/Al-Maa-idah : 27)
Ketika
Allah menyatakan :
الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلاَ
تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ
"Pada hari ini orang-orang kafir telah
putus asa untuk (mengalahkan) ajaran hidup kalian, sebab itu janganlah kalian
takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku". (QS. 5/Al-Maa-idah : 3).
Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wa aalihi wa sallam telah menyempurnakan penerapan
ideologi kenabian yang diperjuangkan oleh para nabi sejak Nabi Adam 'alaihis-salaam
beserta para pengikutnya yang makmum pada kepemimpinan kenabian. Penyempurnaan
penerapan ideologi kenabian ini ditandai dengan putus asanya para pendukung
ideologi keduniaan anti kenabian sejak satu dari dua putra Adam 'alaihis-salaam
yang tidak diterima ibadah qurbannya.
Tidak
diterimanya ibadah qurban, walaupun adalah peribadatan, merupakan keniscayaan
ideologi yang menganggap sepi Maha Berdaulatnya Allah. Ia pula keniscayaan
ideologi yang dimensi alam akhiratnya adalah adzab di nerakan kekal abadi
selamanya. Ialah keniscayaan ideologi berlepasan diri dari missi risalah kerasulan
dan missi kenabian yang grand designer-nya adalah Allah Subhaanahu wa
Ta'aalaa..
Demi
telah dinyatakan Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ
عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِينًا
Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian ajaran hidup kalian, dan telah
Ku-cukupkan kepada kalian ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi ajaran
hidup bagi kalian. (QS. 5/Al-Maa-idah : 3)
Rasulullah
telah menyempurnakan pelaksanaan amanh mengemban missi kerasulannya.
Berlepas
Diri dari Kanabian, Perbudakan Manusia oleh Manusia
Disebutkan
dalam cerita "Sefer Qabbalah",
Nabi Ibrahim mewariskan rumah ibadah Baitullah di Bukit Moria. Setelah
rumah ibadah itu hancur sepeninggal Nabi Ya'qub dan anak-anaknya hijrah ke
Mesir, maka Nabi Sulaiman, yang adalah raja, menggantikan rumah ibadah itu
dengan rumah ibadah baru "Haikal Sulaiman" atau " The Temple of
Solomon" (ada yang menyebutkan di Gunung Soraya pada tahun 1012 SM). Raja
Sulaiman memerintahkan orang menjemput Profesor Heram dari negeri Sor. Heram
adalah seorang ahli mengecor tembaga dan ahli membuat rumah batu. Profesor
Heram adalah anak seorang janda dari Suku Naftali dari Bani Israil. Untuk
mendirikan bangunan agung itu ia menggalang tenaga yaitu para tukang batu
bebas. Dalam bahasa Inggris, Pengerahan Tukang-Tukang Batu Bebas ini disebut
Freemasonry.
Berita
sejarah ini adalah cerita dalam kitab-kitab orang Yahudi. Terhadap
riwayat-riwayat dari orang-orang Yahudi, Ahli Kitab, Rasulullah menegaskan
suatu prinsip.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهم قَالَ كَانَ
أَهْلُ الْكِتَابِ يَقْرَءُونَ التَّوْرَاةَ بِالْعِبْرَانِيَّةِ وَيُفَسِّرُونَهَا
بِالْعَرَبِيَّةِ ِلأَهْلِ اْلإِسْلاَمِ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ تُصَدِّقُوا أَهْلَ الْكِتَابِ وَلاَ تُكَذِّبُوهُمْ
وَقُولُوا ( آمَنَّا بِاللهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا )
Dari
Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, ia berkata : Adalah Ahli Kitab
(orang-oorang Yahudi, Bani Israil) membacakan Taurat dalam Bahasa Ibrani dan mereka menafsirkannya dalam Bahasa
Arab, maka Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Janganlah kalian membenarkan Ahli Kitab dan jangan pula menyalahkan
mereka. Dan nyatakanlah : (Kami beriman pada Allah dan pada apa yang diturunkan
kepada kami) (HR. Muslim)
Namun
demikian, dengan cerita diatas orang-orang beriman bisa memanfaatkannya sebagai
pengetahuan sejarah yang tidak akan tersesat olehnya selama berpegang pada
kitabullah dan sunnah Rasulullah.
عَنْ مَالِك أَنَّهم بَلَغَهم أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا
تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
Dari
Malik bahwasanya mereka menyampaikan kepada mereka yang lain bahwa Rasulullah shallallaahu
'alaihi wa sallam bersabda : Aku tinggalkan pada kalian dua perkara yang
kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang pada keduanya, yaitu Kitabullah
dan Sunnah Nabi-Nya. (HR. Malik dalam kitabnya : Al-Muwaththa').
Jika
Profesor Heram dengan Freemasonrynya yang mengerahkan para tukang batu ini membangun rumah ibadah dalam rangka
kepemimpinan kenabian Rasul Allah, Nabi Sulaimankah ia ataupun yang lain,
demikian pula kepemimpinan kenabian Rasulullah yang adalah Nabi Muhammad shallallaahu
'alaihi wa sallam, maka ialah penghambaan diri pada Allah, beribadah pada
Allah dalam kehidupan ritual maupun non ritual.
Tetapi
apabila dalam keadaan berlepas diri dari kerasulan dan kenabian dari Allah dan
kitab-kitab Allah maka ia adalah perbudakan manusia atas manusia.
Baik
penghambaan diri pada Allah maupun perbudakan manusia atas manusia,
kedua-duanya tidak mengenal ras, suku, bangsa, warna kulit, bahasa bahkan agama
(yang berarti religion)-nya.
Telah
menjadi hal yang terdengar sehari-hari argumentasi rahmat bagi semesta alam,
"rahmatan lil-'aalamiin demikian pula halnya kata bijak, keadilan
dan hikmah, tetapi betapa banyak hal ini dalam rangka tidak bertanggung jawab
dan berlepas diri dari missi kenabian rasul-rasul Allah dan kitab-kitab Allah
yang diamanatkan sejak kepada nabi Adam 'alaihis-salaam hingga
Rasulullah Muhammad shallallaahu 'alaihi wa aalihi wa sallam. Dengan
demikian menjadi berada di bawah penyutradaraan grand designer yang adalah jin
atau manusia. Bukan lagi Yang Maha Grand Designer yang adalah Allah Subhaanahu
wa Ta'aalaa.
Penarikan
diri dari bertanggung jawab dan berlepas diri dari missi kenabian rasul-rasul
Allah dan kitab-kitab Allah adalah meruntuhkan kemuliaan manusia penyempurna
penghambaan diri pada Yang Mahamulia, Maha Berdaulat, menjadi tenggelam
tertimbun reruntuhan dalam penyempurnaan perbudakan manusia oleh manusia sejak
dari orang-orang puncak akademik dan ilmiah di seluruh muka bumi ini seperti
Profesor Heram hingga para kuli batu membangun kerajaan ambisi nafsu Yahudi
yang dilabeli kenabian yaitu Kerejaan Dawud dan ditempeli nama suci rumah
ibadah yaitu "Haikal Sulaiman" atau "The Temple of
Solomon".
Dalam
peribadatan ritual maupun dalam urusan non peribadatan ritual, maka lihatlah
siapa grand designer-nya. Apakah Allah Yang Maha Grand Designer ataukah
selain Allah yang ia adalah setan jin maupun setan manusianya.
Di
dalam percaturan hidup yang penuh tipu muslihat, pemerdayaan, kepalsuan,
jebakan dan penyesatan ini, kembalilah kepada apa yang menjadi pesan yang
disebutkan dari Rasulullah :
"Janganlah
kalian membenarkan Ahli Kitab dan jangan pula menyalahkan mereka. Dan
nyatakanlah :
آمَنَّا بِاللهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا
Kami
beriman pada Allah dan pada apa yang diturunkan kepada kami.
Bukankah
itu adalah perintah Allah, adalah ayat Allah :
قُولُوا ءَامَنَّا بِاللهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا
أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَاْلأَسْبَاطِ
وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لاَ
نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Katakanlah (hai orang-orang
mu'min): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami,
dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya`qub dan anak cucunya,
dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada
nabi-nabi dari Rabb mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka
dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (QS. 2/Al-Baqarah : 136)