Minggu, 11 Agustus 2013

Perbudakan Kolosal



Di Negeri Berpenduduk Muslim Terbesar di Dunia

Takut Luput Surga Diganti Kesenangan Dunia
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada pasangan-pasangan yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (QS. 2/Al-Baqarah : 25)

Menjadikan kebahagiaan di alam akhirat di Surga Allah untuk menggantungkan cita-cita dengan segala kerinduan, manusia tidak takut tidak mendapatkan kesenangan dunia dengan segala macam ancamannya. Karena rizki untuk setiap manusia yang tidak selalu sama dan sebangun dengan kesenangan dunia, urusannya dijamin oleh yang Maha Memberi rizki.
Si perindu surga Allah di akhirat tidak pula takut terhadap serangan yang memusuhiimannya. Si perindu surga Allah di akhirat menyerahkan penjaminanpertolongan dan perlindungan dirinya sepenuhnya kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa.
 (Mereka itu adalah) orang-orang (yang menta`ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah menyiagakan kekuatan bersama untuk menyerang kalian, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu justru menambah keimanan mereka dan mereka menjawab : "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." (QS. 3/Aali 'Imraan : 173)

Demikian pula bila kesenangan dunia ini benar-benar binasa, benar-benar berakhir, benar-benar kiamat, orang beriman berlindung pada jaminan dari Yang Mahabaik untuk menyandarkan apapun yang terjadi dengan nasib diri, martabat dan kehormatannya, yaitu Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa.
 Dari Ibnu 'Abbas radhiyallaahu 'anhu mengenanai firman Allah dalam Al-Qur'an Surah 74/Al-Muddatstsir, aya 8 : "Maka apabila ditiup sangkakala", Ibnu 'Abbas berkata : Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda : Bagaimana akan ni'mat (aman) sedangkan (Malaikat) petugas sangkakala telah siap sangkakala di mulutnya dan ia menundukkan kepalanya untuk siap mendengar kapan saja ia diperintah kemudian ia meniup (sangkakala tanda kiamat saatnya terjadi).
Para sahabat Muhammad Rasulullah bertanya : Bagaiamana kami mengatakan?
Rasulullah menjawab : Katakanlah : Cukuplah bagi kami, Allah itu Yang Maha Menjamin (perlindungan). Pada Allah, kami bertawakkul" (HR. Ahmad dan Ibnu Abi Hatim)

Pada peristiwa ditiup sangkakala itu, difirmankan Allah :
Apabila ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah. (QS. 74/Al-Muddatstsir : 8-10)

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam telah menyandangkan harkat dan martabat mulia pada orang beriman dengan menggantungkan hati para pengikut beliau pada dirindukannya surga Allah di kahirat.
Pengorbanan demi pengorbanan kaum mu'minin menanggung pemudharatan serangan yang menyakitkan, menghinakan dari syetan jin dan manusia menjadi pernyataan demi pernyataan, sebagaimana berikut :
Wahai orang yang beriman pada Allah yang berinvestasi dan berinvestasi dengan pengorbanan demi pengorbanan, harkat dan martabat muliamu ada pada kepastian tak terlucutinya gantungan cita-cita dan kerinduanmu pada surga Allah di akhirat kelak.
Inilah jaminan nasib diri martabat dan kekuatan keyakinan yang ada pada Maha Menaqdirkan dan Mahasucinya Allah.

Jaminan nasib diri, martabat dan kehormatan manusia pada Allah dengan surga-Nya di akhirat inilah yang digantikan oleh syetan dengan keterpedayaan kesenangan dunia, terlalaikan dari Allah yang Mahamulia.

Sandangan Martabat Rindu Surga Allah Dilucuti untuk Dihinakan

Harkat dan martabat mulia umat manusia yang telah dibangun dan diperjuangkan oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam beserta para shabat beliau, para perindu surga Allah di akhirat kelak, sepeninggal kepemimpinan dunia di atas jejak kenabian pertama, sejak wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq, kemudian terbunuhnya 'Umar bin Khaththab, 'Utsman bin 'Affan dan 'Ali bin Abi Thalib, harkat dan martabat mulia itu dilepaskan sedikit demi sedikit, diganti dengan keinginan akal dan hawa nafsu manusia yang makin hari makin merupakan kesenangan dunia.

Harkat dan martabat mulia manusia berkerinduan surga Allah di akhirat kelak makin dilucuti oleh syetan jin dan syetan manusia diganti dengan takut tidak mendapatkan bagian kesenangan dunia.

Takut tak mendapat kebahagiaan di surga Allah di Akhirat dengan segala martabat dan harkat kemuliaannya diganti dengan takut tak mendapatkan kesenangan dunia dengan segala martabat dan harkat kehinaannya.

Begitu binasa dunia ini, binasalah kesenangannya yang ditakuti kehilangannya itu.
Begitu kiamat dunia ini, kiamatlah martabat dan harkat kesenangan yang ditakuti tertinggal dari padanya itu.

Keadaan takut tak mendapat kesenangan dunia itu kini diwujudkan menjadi ukuran segala norma. Norma keadilan, kemuliaan, keberadaban dan kemajuan. Sehingga umat manusia mejadi sedemikian berebut menuju kehinaan yang telah dirancang oleh Yahudi sebagaimana rencana induk menuju kehinaan umat manusia itu telah diayatsucikan oleh mereka sebagai berikut :

Kita akan segera mulai menguasai monopoli-monopoli raksasa, reservoir-reservoir (sumber-sumber cadangan) kekayaan kolosal, yang di atas monopoli-monopoli itu nasib besar Goyim (non-Yahudi) akan bergantung sedemikian meluas yang mereka akan jatuh tersungkur ke (tingkatan paling) bawah bersama kredit negara-negara mereka pada saat setelah kehancuran politik ...
Anda tuan-tuan terhormat yang ada di sini, para ekonom (Yahudi), cukup mencari estimasi dari arti penting kombinasi ini! ...
Pada setiap jalan yang memungkinakan, kita harus mengembangkan makna penting  Super Pemerintahan (Pemerintah Bangsa-Bangsa) kita ini dengan menghadirkannya sebagai Pelindung dan Pemberi anugerah akan semua mereka yang secara sukarela tunduk pada kita.
Aristokrasi (Kekuasaan di tangan ningrat) Goyim (non-Yahudi) sebagai sebuah kekuatan politik telah mati - kita tidak perlu memasukkannya lagi dalam perhitungan; namun sebagai pemilik-pemilik tanah, mereka masih bisa membahayakan kita dengan adanya kenyataan bahwa mereka masih bisa mencukupi kebutuhan diri mereka sendiri pada sumberdaya-sumberdaya (tanah) di mana padanya mereka (bisa) hidup. Oleh sebab itu, penting sekali bagi kita, dengan cara membayar ongkos (pengorbanan) apapun, untuk mencabut tumpuan mereka pada tanah-tanah mereka. Sasaran ini paling tepat dibidik dengan meningkatkan beban-beban atas kepemilikan tanah tersebut - yakni dengan membebani tanah dengan hutang-hutang. Tindakan-tindakan ini akan mengurangi kepemilikan tanah dan membuat mereka tetap dalam keadaan  yang rendah dan tunduk-patuh tanpa syarat.

Kehinaan Dibawah Tekanan Beban Hutang Luar Negeri

Wahai manusia, bacalah dengan asma Rabb semesta alam, apakah perjalanan hidup kalian berada pada harkat dan martabat perindu surga di akhirat yang tunduk patuh pada Allah tanpa syarat? Ataukah dalam keadaan tunduk patuh tanpa syarat pada rencana terlaknatnya syetan jin dan syetan manusia?
Lihatlah negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia ini.

Hutang luar negeri Indonesia hingga April 2013 mencapai Rp 2.023,72 triliun. Jumlah ini bertambah Rp 48 triliun dibandingkan posisi akhir 2012 yaitu Rp 1.975,42 triliun. Jumlah utang dalam jumlah besar ini semestinya terlihat sebagaiamana dipertanyakan Koalisi Anti Utang (KAU). Mengingat, utang itu mengakibatkan anggaran negara terus tersedot.

"Utang pemerintah ini tidak hanya menimbulkan konsekuensi beban yang besar dalam anggaran negara tapi juga telah meningkatkan dominasi modal asing dalam kegiatan ekonomi nasional," tutur Ketua KAU Dani Setiawan dalam diskusi bertema "Kebijaksan Pro Asing + Utang SBY = Negara Bangkrut" di  Jakarta Selatan, Minggu (7/7).

Menurut Dani Setiawan, pada tahun 2013 pemerintah merencanakan membayar cicilan pokok dan bunga utang sebesar Rp299,708 triliun atau sekitar 17,3 persen dari total belanja di APBN tahun ini yang berjumlah Rp1.726,2 triliun.

Sebagaimana hal itu seyogyanya diketahui pula oleh setiap orang bahwa beban hutang pemerintah adalah beban pajak rakyat.

Lepaskan Rindu Surga, Siksa Neraka yang Menghinaka Eksak Niscayanya

Lepaskanlah gantungan cita-cita dan kerinduan pada surga Allah di akhirat kelak dari hati  di dada-dada pribadi yang dibangun dengan perjuangan dengan dipimpin kenabian Muhammad bin Abdullah, niscaya dengan sendirinya berpenghujung pada kehinaan di bawah tekanan penjajahan.
Penjajah tak perlu lagi membelenggu anak bangsa terjajah dengan rantai besi, orang-orang terjajah tak akan lagi bisa bergeser dari keadaannya sebagai budak dan tawanan dengan ikatan hutang riba. Senjata dan pelurupun saatnya diperlukan akan dioperasikan oleh anak bangsa itu sendiri yang diberi uang lebih sedikit dari yang lain di barak-barak mereka sendiri. Demikian pula, anak bangsa itu sendiri, dengan anggaran negara dari pajak rakyat sendiri, membangun penjara lengkap dengan undang-undang, kepolisian, kejaksaan, kehakiman dan kementriannya untuk sesamanya bukan untuk syetan jin dan syetan manusia.

Jumat, 24 Mei 2013

Lawan Dalang AIDS untuk SYAHID



Wahai penderita AIDS, pilihlah jalan kesyahidanmu melawan dalang penyebaran virus untuk mematikan itu.

Missi Berkekuasaan Global, Dalang Kerusakan di Bumi Seluruhnya

Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa berfirman :

Tidak ada paksaan dalam ajaran hidup Islam ini; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 2/Al-Baqarah : 256)

Thaghut yang dimaksud adalah adanya pewalian di luar pewalian Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman :
 Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah thaghut, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. 2/Al-Baqarah : 257)

Pewalian berthaghut itu pembuat kerusakan di muka bumi;

Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." (QS. 2/Al-Baqarah : 21)

Sebagaimana pula telah dinyatakan dengan pertanyaan :

Maka apakah kiranya jika kalian berkuasa kalian akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? (QS.  47/Muhammad : 22)

Pada ayat-ayat Allah dalam Al-Qur'an tersebut diatas adalah petunjuk bahwa :
Pertama : Terhadap iman hamba-hamba Allah ada dalang perlawanan. Iman hamba-hamba Allah yang dilawan ini hakikatnya memang kedaulatan walayah Allah, para Rasul-Nya dan orang-orang beriman tetapi bukanlah wilayah kedaulatan sesuatu bangsa ataupun sesuatu agama.
Kedua    :  Pada terjadinya kerusakan di bumi ada missi berkekuasaan dan ada dalangnya. Missi berkekuasaan bukan missi berkekuasaannya suatu negara atau suatu bangsa, Yahudi ataupun non-Yahudi, melainkan adalah missi berkekuasaan global yang diangan-angankan dalang kerusakan di bumi seluruhnya. Dalang ini ditaqdirkan Allah berkebangsaan sama dengan Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman dan Nabi Isa yakni keturunan Nabi Ya'qub 'alaihimus-salaam.
Ketiga    : Iman hamba-hamba Allah mesti merupakan bagian dari walayatullah, walayah para Rasul Allah dan yang juga adalah walayatul-mu'minin. Iman hamba-hamba Allah mesti merupakan pengingkaran terhadap missi berkekuasaan global, dalang kerusakan di bumi seluruhnya. Pengingkaran terhadap missi berkekuasaan membuat kerusakan di bumi ini adalah kemestian berpegangteguhnya hamba Allah pada ikatan yang tak akan putus ini.

Maka barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.


AIDS, Missi Menundukkan Manusia Penduduk Bumi

DR. Alan Cantwel, MD, dokter dan peneliti penyakit kangker dan AIDS, melaporkan Special Virus Cancer Program (SVCP) dimulai 1964 sebagai program pemerintah dibawah payung National Cancer Institute bermarkas di Bethesda Maryland, AS.

DR. Leonard G. Horowitz, DMD,MA,MPH bereputasi international di bidang kesehatan masyarakat, ilmu prilaku sosial, penyakit-penyakit baru dan bio-terorisme menyebutkan Program Penelitian Kanker Virus Khusus (SVCP) dari Institut Kanker Nasional (NCI) mengendalikan pusat uji coba senjata biologi pertama Amerika di Fort Detrick, Maryland dan memasok chimpanse, kera, virus-virus kera, benang-benang sel primata dan sumber daya lain untuk riset kanker, pengembangan senjata biologi dan vaksin. www.originofaids.com

Tulisan DR. William C. Douglass, MD  menyebutkan penggunaan vaksin cacar sebagai kendaraan pembawa virus dan tempat-tempat yang dipilih di tahun 1972 ialah Uganda dan negara-negara Afrika lainnya, Haiti, Brazil dan Jepang. Epidemiologi (penyebaran) AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom) saat belakangan kemudian memiliki kesamaan dengan area-area diadakannya vaksinasi tersebut.Pada saat di kemudian masa disebutkan kematian karena AIDS tidak jauh berbeda dengan angka mortalitas (kematian) akibat Perang Dunia II tanpa tembakan satu pelurupun.
Maret 1976, Program Special Virus mulai memproduksi virus AIDS dan sekitar Juni 1977 akan selesai memproduksi 15.000 galon virus AIDS. Diizinkan penguasa diteruskan rencana rahasia untuk membunuh bangsa kulit hitam. Dimasukkan virus AIDS sebagai pelengkap ke dalam vaksin cacar untuk Afrika dan ke dalam vaksin eksperimen hepatitis-B untuk Manhattan, New York.

DR. Alan Cantwel, MD menyebutkan bahwa pada Oktober 2004, ahli biologi dan ekologi Wangari Maathai mendapat hadiah Nobel untuk perdamaian sebagai wanita Afrika pertama. Pada acara penerimaan hadiah, ia mengumumkan bahwa , dalam pandangannya, AIDS adalah suatu penyakit ciptaan manusia.

DR. Boyd ED Graves, JD menyebut dalam tulisannya bahwa pada 1974, Henry Kissinger (Menlu dan Ketua Dewan Keamanan Nasional) mengeluarkan memorandum Rencana AS untuk Menanggulangi Kelebihan Penduduk). www.boydgraves.com
Disebutkan dalam tulisan DR. Boyd ED Graves, JD itu, orang-orang yang menjalankan Pemerintahan Bayangan telah menang, dunia seluruhnya setuju untuk membantai Afrika dan penduduk daerah lain yang tak dikehendaki keberadaannya. Besok boleh jadi sasaran mereka adalah anda.
Tentang dokumen memorandum itu, tetap dikukuhkan Henry Kissinger 2001 : www.hli.org/nssm_200_exposed.html

Dengan laporan-laporan tentang AIDS tersebut, ada pesan yang mesti ditegaskan :

Pertama : Pengingkaran (orang beriman pada Allah) terhadap program pembuatan kerusakan di bumi ini bukanlah pengingkaran terhadap negara dan bangsa yang tempatnya digunakan tetapi adalah pengingkaran terhadap missi berkekuasaan global, dalang kerusakan di bumi seluruhnya karena seorang ilmuwan peraih hadiah Nobel, Carlton Gajdusek, seorang pejabat tinggi Fort Detick pernah menyatakan : "Di dalam fasilitas itu saya menguasai gedung yang di sana bekerja lebih banyak ilmuwan komunis yang berkualitas dan loyal dari Uni Soviet dan China daratan dengan hak penuh untuk masuk ke semua laboratorium, dibanding ilmuwan Amerika.

Kedua : Sebagaimana kanker pada masa lalu, lupus, flu burung, AIDS dan banyak yang kemudian bermunculan berlipat ganda diantaranya dibuat agar dalam kepercayaan sedemikian banyak manusia penduduk bumi tertanam anggapan bahwa ada penyakit yang tak ada obatnya. Suatu penanaman anggapan agar orang-orang yang mengaku berimanpun tidak terikat lagi dengan pernyataan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam shahihnya, dari Abu Hurairah  bahwasanya Nabi  bersabda,
مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
“Tidaklah Allah turunkan penyakit kecuali Allah turunkan pula obatnya”
Dari riwayat Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah  dia berkata bahwa Nabi  bersabda,
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أَصَابَ الدَّوَاءُ الدَّاءَ، بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)
Dari Ibnu Mas’ud , bahwa Rasulullah  bersabda:
إِنَّ اللهَ لَمْ يَنْزِلْ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً، عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ
“Sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan  penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang bisa mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa mengetahuinya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Al-Bushiri menshahihkan hadits ini dalam Zawa`id-nya. Lihat takhrij Al-Arnauth atas Zadul Ma’ad, 4/12-13)

Bagi Muslim yang terkena sakit sebagaimana tersebut kanker, lupus, flu burung, AIDS dsb, jalani hari-harinya sebagai perjalanan iman melawan program, visi dan missi berkekuasaan global pembuat kerusakan di bumi, dalangnya, sebagai jalan jihad. Semoga bila Allah menghendaki dirinya meninggal dunia, meninggal dunia setara mati syahid dari pada mati syahid dalam arti martir dalam peran yang direncanakan dalang berkekuasaan global pembuat kerusakan di bumi, sebagai yang diprotokolkan oleh sesepuh terpelajar Zion sebagai berikut :

When the populace has seen that all sorts of concessions and indulgences are yielded it in the name of freedom it has imagined itself to be sovereign lord and has stormed its way to power, but, naturally like every other blind man, it has come upon a host of stumbling blocks. IT HAS RUSHED TO FIND A GUIDE, IT HAS NEVER HAD THE SENSE TO RETURN TO THE FORMER STATE and it has laid down its plenipotentiary powers at OUR feet. Remember the French Revolution, to which it was we  [the Philadelphes (ie.e French branch of the Illuminati)]who gave the name of "Great": the secrets of its preparations are well known to us for it was wholly the work of our hands.
Ever since that time we have been leading the peoples from one disenchantment to another, so that in the end they should turn also from us in favor of that KING-DESPOT OF THE BLOOD OF ZION, WHOM WE ARE PREPARING FOR THE WORLD.
At the present day we are, as an international force, invincible, because if attacked by some we are supported by other States. It is the bottomless rascality of the GOYIM peoples, who crawl on their bellies to force, but are merciless towards weakness, unsparing to faults and indulgent to crimes, unwilling to bear the contradictions of a free social system but patient unto martyrdom under the violence of a bold despotism - it is those qualities which are aiding us to independence. From the premier-dictators of the present day, the GOYIM peoples suffer patiently and bear such abuses as for the least of them they would have beheaded twenty kings.
Ketika massa rakyat telah melihat bahwa segala macam konsesi dan pemanjaan itu telah diberikan kepada mereka atas nama kebebasan ( freedom ), maka massa rakyat itu telah mengimajinasikan dirinya adalah penguasa berdaulat dan meretas jalannya  sendiri menuju ke kekuasaan. Akan tetapi, secara alami, sebagaimana halnya setiap orang buta, massa rakyat itu terbentur banyak sekali rintangan. SEHINGGA MEREKA MERANGSEK UNTUK MENDAPATKAN PEMANDU. MEREKA TIDAK LAGI PERNAH PUNYA KEINGINAN UNTUK KEMBALI KEPADA KEADAAN SEBELUMNYA, dan mereka telah menyerahkan kekuatan-kekuatan berkuasa penuh mereka di bawah kaki-kaki kita. Ingat saja Revolusi Besar Perancis, di mana kitalah [Philadelphes (yaitu Illuminati Cabang Perancis)] yang memberikan nama "Besar" itu, ialah : Rahasia-rahasia untuk mempersiapkan Revolusi Besar itu kita ketahui sangat jelas, karena (latar belakang peristiwa itu) seluruhnya adalah kerja tangan-tangan kita sendiri.
Sejak saat itu kita yang memimpin rakyat-rakyat itu dari satu kekecewaan ke kekecewaan-kekecewaan lainnya, sehingga pada akhirnya mereka beralih fihak kepada kita, demi SI RAJA DESPOT (Kejam Sewenang-wenang) DARI DARAH ZION, YANG SEDANG KITA SIAPKAN UNTUK DUNIA INI.

Pada masanya kita, sebagai sebuah kekuatan internasional, tidak terkalahkan, karena bila diserang oleh suatu negara, maka kita akan didukung oleh negara-negara lain. Kekuatan kita ini merupakan kekurangajaran yang mendalamnya tanpa batas bagi rakyat-rakyat Goyim (non-Yahudi), yang merangkak di atas perut-perut mereka, untuk meraih kekuasaan, tidak berbelas kasihan terhadap kelemahan, tidak kenal ampun terhadap kekeliruan-kekeliruan, dan sangat gemar bertindak jahat, tidak mau menanggung pertentangan-pertentangan dari sistem sosial yang bebas, tetapi sabar pada kesyahidan (kemartiran) di bawah kebiadaban dari kesewenang-wenangan yang kejam – itulah kualitas-kualitas yang membantu kita kepada ketidakbergantungan. Dari diktator-diktator utama masa sekarang inilah rakyat-rakyat Goyim (non-Yahudi) sabar menderita, dan menanggung siksaan-siksaan berat semacam ini, karena yang paling sedikit kesabarannya dari mereka tentu telah memenggal dua puluh raja.
http://www.biblebelievers.org.au/przion2.htm#PROTOCOL%20No.%203

Minggu, 24 Maret 2013

Figur Tokoh Mengabsenkan Ilahiah Allah



Ilahiah Allah adalah ketuhanan yang Mahaesa. Ilahiah Allah adalah diibadatinya Allah dengan segala nama, gelar dan sifat-Nya. Hak Allah untuk diibadati dan tidak disekutukan dengan apa dan siapapun juga.
 
Dihadirkannya sosok makhluk, sebagai figur tokoh yang mulia, walaupun karena ketaatan sosok itu pada Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa, manusia menjadi berketergantungan padanya karena kitab-kitab Allah yang diwahyukan sebagai ajaran kenabian melalui para rasul-Nya tidak difahami untuk dipegangi dengan ketaatan yang istiqamah.
Ketergantungan pada hadirnya sosok untuk dijadikan pegangan berpendirian, figur tokoh manusia yang dijadikan ikutan, bahkan sekalipun ia adalah nabi, oleh karena tidak memahami ayat-ayat Allah dalam kitab-kitab-Nya dan kenabian rasul-Nya menjadi mengabsenkan ilahiah Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa adalah kesesatan yang nyata.
Mengabsenkan ilahiah Allah juga dikatakan sebagai keras membatunya hati untuk menghadirkan Allah dalam sebutan dan keras hati untuk menghadirkan ayat Allah dalam segala segi kehidupan yang ditaati.

Kesesatan yang nyata itu sebagaimana difirmankan Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa :

Maka apakah orang-orang yang dilapangkan dadanya oleh Allah untuk Islam maka ia ada pada cahaya dari Rabb-nya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS. 39/Az-Zumar : 22)

Kesesatan yang nyata itu sebagaimana umat nasrani berfaham gereja dalam ketergantungannya pada hadirnya Nabi Isa putra Maryam menggantikan pemahaman dan pemegangannya pada ayat-ayat Allah dalam kitab-Nya, Taurat dan Injil yang asli untuk ditaati secara istiqamah.
Kesesatan yang nyata itu sebagaimana yang disebutkan Al-A'zhami sebagai berikut :
Kristus dikatakan sebagai salah satu dari tiga unsur Ketuhanan (Godhead). Siapapun yang masuk ke sebuah gereja, gereja manapun yang diakui secara tradisional, bagaimanapun juga akan segera melihat absennya dua per tiga dari Ketuhanan ini secara telanjang, dengan hanya figur satu-satunya  yang terpampang, Yesus. Bapak dan Roh Tuhan telah dilupakan hampir sepenuhnya, dan sebagai gantinya Yesus Kristus mendapatkan kedudukan terkemuka (Prof. Dr. M.M. Al-A'zami, Sejarah Teks Al-Qur'an, dari Wahyu sampai Kompilasi, Kajian Perbandingan dengan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Gema Insani, Jakarta, cet. I, 2005, hal. 299)

 Ketergantungan pada sosok figur tokoh manusia yang dijadikan ikutan menggantikan difahaminya ayat-ayat Allah dalam kitab-kitab-Nya untuk ditaati sudah terjadi sejak generasi umat nabi Allah kedua setelah Nabi Adam yaitu umat nabi Idris 'alaihimaas-salaam.
Wadd, Suwaa`, Yaghuts, Ya`uq dan Nasr adalah lima sahabat nabi Idris yang shalih yang taat pada ayat-ayat Allah dalam kitab-Nya dan setia dengan istiqamah mengikuti jejak kenabian Rasul Allah, Idris yang diutus setelah nabi Adam 'alaihimaas- salaam. Bandingkan kesamaannya dengan Abu Bakar, 'Umar bin Khaththab, 'Utsman bin 'Affan dan 'Ali bin Abi Thalib yang adalah sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sekaligus penerus kepemimpinan beliau di atas jejak kenabian yang beliau sebut Khulafa'ur-Rasyidiin al-mahdiyyiin (para khalifah, penerus kepemimpinan beliau yang di jalan kebenaran dan berpetunjuk) dan disebut beliau sebagai khilafah 'alaa minhajin-nubuwah  (para khalifah, penerus kepemimpinan beliau di atas jejak kenabian)

Sepeninggal para sahabat Nabi Idris yang shalih yang boleh dikatakan meninggal dunia secara berturut-turut itu, umat Nabi Idris lepas dari difahaminya ayat-ayat Allah dalam kitab-kitab-Nya untuk ditaati dan sunnah kenabian Nabi Idris untuk diikuti dan menggantinya dengan ketergantungan pada sosok figur ketokohan Wadd, Suwaa`, Yaghuts, Ya`uq dan Nasr.
Ketergantungan pada sosok figur ketokohan Wadd, Suwaa`, Yaghuts, Ya`uq dan Nasr, orang-orang shalih sahabat Nabi Idris, demikian pula 'Ali bin Abi Thalib, orang shalih sahabat Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa allam melebihi adanya yang bukan nabi, sebagaimana juga nabi Isa Putra Maryam melebihi adanya yang bukan tuhan menjadi mengabsenkan Allah, nama, gelar dan sifat-Nya baik sebagian kecil maupun sebagian besar atau bahkan keseluruhannya. Sehingga selayaknya Ash-Shamad itu, yang segala sesuatu bergantung padanya itu sebagaimana yang membasahi bibir pelaku ritual dzikir memang adalah Allah, tetapi diperlakukan sebagai Tuhan plus ataupun Tuhan minus. Padahal fundamentalisme, radikalisme dan ekstremisme perlakuan terhadap Ash-Shamad, yang segala sesuatu bergantung padanya yang sedemikian itu, sama sekali bukanlah  Allah. Sama sekali bukanlah Allah.
Padahal tidak mengabsenkan ilahiah Allah, baik sebagian ataupun keseluruhan hanya ada satu jalan, yaitu memahami ayat-ayat Allah dalam kitab-kitab-Nya untuk ditaati dan sunnah kenabian untuk diikuti. Tidak dengan lainnya baik sama sekali menggantinya maupun walau sekedar dengan mengoplos atau campursari.

Itulah yang terjadi ketika kemudian Allah mengutus Nabi Nuh kepada umat manusia sepeninggal Nabi Idris dan para shabat yang shalih itu.
Nuh berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kalian, (yaitu) sembahlah oleh kalian Allah, bertakwalah kepada-Nya dan ta`atlah kepadaku". (QS. 71/Nuuh : 2-4)

Maka missi kenabian dan kerasulan Nuh 'alaihis-salaam untuk manusia menempuh jalan memahami ayat-ayat Allah dalam kitab-kitab-Nya untuk ditaati dan sunnah kenabian untuk diikuti, mendapat penentangan dan perlawanan dari kaumnya dengan segala fundamentalisme, radikalisme dan ekstremismenya.
Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kalian dan jangan pula sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwaa`, yaghuts, ya`uq dan nasr". (QS. 71/Nuuh : 23)

Umat Nabi Nuh yang menentang bahkan melawan dihadirkannya ilahiah Allah itu bukan hanya perorangan, bukan pula komunitas minor melainkan adalah umat manusia penduduk bumi untuk ukuran zaman kegenerasiannya.
Ilahiah yang diibadati, yang berkenaan dengan urusan kehidupan yang fundamental dan asasi  mereka bergantung padanya itu mereka lepaskan dari Allah kemudian mereka mendaulatkannya pada sosok figur tokoh manusia hamba-hamba Allah yang shalih yang telah wafat, yang adalah bukan nabi apalagi tuhan. Itulah yang mereka legalkan menjadi sah untuk melawan missi kenabian dan kerasulan Nabi Nuh yang mereka hukumi aneh, asing dan illegal.
Perlakuan mereka terhadap hamba-hamba Allah yang shalih sedemikian itupun disahkan dan direstui hanya dengan memplesetkan sebutannya menjadi sebagai menghormati leluhur, perantara mendekatkan diri pada Tuhan, mengharap barakah, ampunan dan karunia fadhilah. Sama halnya apakah dibuatkan patungnya sebagaimana Wadd, Suwaa`, Yaghuts, Ya`uq dan Nasr ataupun tidak.

Absenkan Kitabullah dari Pemhaman untuk Ditaati

Mengabsenkan ilahiah Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa menjadi kepentingan otomatis orang beragama apapun apabila ayat-ayat Allah dalam kitab-kitab-Nya telah absen dari pemahaman untuk ditaati. Ini di luar orang-orang kafir dari kalangan ahli kitab, Yahudi atau Bani Israil yang mereka ma'shiyat, tidak mau taat pada ayat-ayat Allah bukan karena tidak memahami, tetapi karena kedengkian walaupun sangat memahami kitab-kitab Allah sepenuhnya.
Orang berakal dengan berfikir sangat sederhana dengan mudah bisa memahami pesan seperti berikut ini :
Absekan kitab-kitab Allah dari pemahaman untuk ditaati di segala segi kehidupan dan di setiap zona di muka bumi otomatis ilahiah Allah diabsenkan.
Kemudian dari itu bangunlah lembaga-lembaga pendidikan, jaringan media komunikasi, buatlah kurikulum, organisasikanlah menjadi orpol, ormas, jamaah kemudian lancarkan kepada orang-orang di dalamnya sanjungan-sanjungan pada hamba-hamba Allah yang shalih seperti nabi Isa bin Maryam melebihi adanya menjadikan satu umat beragama terntentu, pada Ali bin Abi Thalib  melebihi adanya menjadi umat beragama yang lain, demikian pula menjadikan umat-umat yang berfaham teologi berbeda-beda, faham sosial, politik dan ekonominya. Kemudian lempari mereka dengan uang yang jaringan perbankannya telah detail ke setiap orang dan berikan bocoran sedikit ilmu berpolitik, menyusun undang-undang dan membuat senjata, maka kalian tinggal nonton mereka saling menerkam satu sama lain dan saling menjatuhkan hingga membinasakan dengan argumentasi akademik, dengan fitnah, riba, narkoba maupun senjata kimia. Sama halnya yang legal maupun illegal. Mereka tidak akan sempat melihat kalian sebagai musuh ataupun setan manusia. Dengan begitu kalian bisa menentukan siapa yang dibinasakan lebih dulu dan yang dimenangkan sementara untuk kemudian didorong pesaing baru yang melawannya. Dan seterusnya. Sebagaimana Anda bisa menentukan siapa yang menjadi kepala negara, kepala pemerintahan, pemimpin nasional di suatu negara pada periode yang akan datang. Logikanya adalah peternakan manusia, Andalah peternaknya.
Bila Anda tidak bisa memainkan permainan ini, itu hanyalah kebodohan Anda
 
Tentu saja ini tidak akan dilakukan oleh hamba-hamba Allah yang memilih jalan selamat dari murka Allah, adzab-Nya dan dosa. Tetapi inilah jalan yang dipilih oleh setan jin dan setan manusia dengan sumpah kepada Allah untuk menempuhnya yang disebut sebagai al-maghdhuubi 'alaihim.

Mengabsenkan pemahaman ayat-ayat Allah dalam kitab-kitab-Nya untuk ditaati dan sunnah kenabian rasul-Nya untuk diikuti cukup untuk menjadi terabsenkannya ilahiah Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa.

Iwan Gayo asal Takengon, Aceh kini tinggal di Jl. Menjangan, Pondok Ranji, Tangerang Selatan dalam Esiklopedia Islam Internasionalnya menulis sebagai berikut : Sangat sedikit orang yang tahu RA. Kartini merupakan pelopor lahirnya Al-Qur'an terjemahan di Indonesia. Kartini meminta KH. Saleh Darat, mufti Kesultanan Demak kala itu untuk menerjemahkan Al-Fatihah ke dalam bahasa Jawa. "Tidak ada gunanya membaca kitab suci yang tidak diketahui artinya" Kata Kartini (Harian Jawa Pos, 8 Maret 2013, hal. 11).

Ada seseorang memberi kesaksian (12 Maret 2013) bahwa pada masa lalu ada orang yang menggelapkan mobil rentalnya yang kemudian ditemukan setelah berbulan-bulan. Si penggelap mobil rental itu adalah penghafal Al-Qur'an.

Demikian pula absenkan sunnah kenabian Rasulullah dari pemahaman untuk diikuti, diganti dengan yang dari orang yang bukan nabi, yang terjadi adalah menghadirkan sosok figur yang Rasulullah tidak rela.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sendiri tidak rela sosok figur ketokohan dirinya dikedepankan beserta ilahiah Allah.
“Seorang laki-laki datang kepada Rasululllah shallallaahu ‘alaihi wa salam lalu ia berkata kepada beliau, ‘Atas kehendak Allah dan kehendakmu.” Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa salam bersabda, ‘Apakah engkau menjadikan aku sebagai sekutu (tandingan) bagi Allah? Katakanlah, “Hanya atas kehendak Allah semata.” (HR. Ahmad dan Nasaa’i, dengan sanad shahih)